BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern ini, teknologi
semakin canggih, semakin
lama peralatan-peralatan konvensional yang dulunya bekerja dengan system
manual/digerakkan oleh tangan manusia kini telah diganti dengan system yang
serba otomatis yang tidak perlu menggunakan tangan manusia lagi. Misalnya, di bidang penggunaan listrik, kehidupan
manusia tidak bisa lepas dari energi listrik. Di Indonesia yang berwenang
sebagai penyedia energi listrik adalah Perusahaan Listrik Negera (PLN), untuk
mengetahui besar energi listrik yang digunakan, dibutuhkan alat yang disebut kWh
meter. Pada awalnya, kWh meter yang digunakan oleh PLN adalah kWh meter analog,
salah satu kelemahan kWh ini adalah system pembayaran paskabayar, sehingga
memungkinkan pelanggan menunggak tagihan listrik. Oleh karena itu, PLN membuat kWh
meter digital dengan system prabayar, sehingga pelanggan harus membeli voucher
khusus untuk menggunakan listrik dari PLN.
kWh meter digital
ini, dirancang sedemikian rupa, sehingga dengan mudah untuk dapat dioprasikan, serta
dapat member informasi yang akurat. Hampir di seluruh rumah sudah
menggunakannya. Akan tetapi, dengan diberlakukannya system kWh meter prabayar
tersebut, sebagian dari masyarakat kurang setuju, hal ini di sebabkan adanya
pemikiran bahwa kWh meter prabayar itu terlalu sulit untuk di isi ulang dan
dugaan atas lebih mahalnya system kWh meter tersebut.
Berdasarkan pemikiran di atas ,maka penulis
terinspirasi untuk membuat paper yang berjudul “PERBANDINGAN ANTARA kWh
METER ANALOG DENGAN kWh METER DIGITAL DALAM SEGI
KEEKONOMISANNYA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka terdapat beberapa perumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Apa kelebihan
dan kekurangan dari kWh meter analog?
2.
Apa kelebihan
dan kekurangan dari kWh meter digital?
3.
Bagaimana
perbandingan antara kWh meter analog dengan kWh meter digital dilihat dari
prinsip kerjanya?
4.
Bagaimana
perbandingan antara kWh meter analog dengan kWh meter digital dari segi
keekonomisannya?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1.
Akademis
Agar
pennulis dapat mengikuti ujian nasional tingkat SMA sederajat serta memenuhi
salah satu persyaratan pengambilan ijazah.
2.
Kognitif
Untuk
memperdalam pengetahuan penulis tentang mata pelajaran fisika secara umum yang
menjadi momok di jurusan IPA,serta memahami lebih jelas tentng kWh meter itu
sendiri.
Sedangkan manfaat penulis melakukan penelitihan ini
yakni penulis dapat lebih mengetahui apa itu kWh meter analog dan kWh meter digital, begitu
pula dengan prinsip kerja masing-masing kWh meter tersebut, serta menjawab problematika masyarakat
tentang kualitas yang terbaik antara kedua kWh meter tersebut.
D. Sistematika Pembahasan
Pada penulisan
paper yang berjudul : “Perbandingan Keekonomisan kWh Meter Analog dan Digital Pada R1
Tahun 2013” ini tersusun atas 4 (empat) BAB yaitu :
BAB satu adalah pendahuluan yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB dua
merupakan kajian teori yang membahas tentang pengertian kWh meter,
macam-macam kWh meter, prinsip kerja kWh meter, sistem pentarifan,
bagian-bagian kWh meter, dan tabel pentarifan.
BAB tiga berisi tentang analisis data dan pemecahan
masalah.
BAB empat adalah penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian kWh Meter
kWh meter adalah sebuah alat yang
memiliki instrument yang berfungsi utama
melakukan energy listrik, kWh
meter digunakan PLN untuk mendata dan menganalisa penggunaan energy
listrik oleh konsumen.Selain itu, kWh
meter juga di definisikan sebuah alat APP yang digunakan mencatat energy
listrik persatuan waktu dikalikan dengan tariff TDL dan kapasitas daya yang
terpasang pada masing-masing pelanggan.
B. Macam-Macam kWh Meter
1.
kWh Meter Analog/Mekanis
KWh meter analog
merupakan alat yang digunakan untuk menukur daya listrik, alat ini sudah
dioprasikan oleh PLN sudah sejak lama. OLeh sebab itu, alat ini digunakan untuk
mengukur energy pada industry dan rumah tangga. Setiap bulan besar tagihan
listrik yang digunakan biasanya tertera pada angka-angka pada kWh meter.
Bagian-bagian utama yang terdapat pada kWh meter ini
adalah kumparan tegangan, kumparan arus, sebuah piringan aluminium magnet, dan sebuah gir mekanik yang mencatat
banyaknya putaran piringan.
2. kWh
meter digital /prabayar
Listrik dari PLN yang akan dialirkan ke industry dan
rumah tangga (beban) terlebih dahulu dialirkan melalui MCB yang berfungsi
sebagai pembatas arus sekaligus pengaman jika terjadi short circuit, lalu
dialirkan juga ke dalam kWh meter yang berfungsi menghitung daya yang terpakai.
Sistem prabayar tetap menggunakan kWh meter yang ada, hanya dengan menambah
sedikit sensor dan unit system. Hal ini, bertujuan untuk lebih mendayagunakan
peralatan kWh meter analog yang sudah ada.
C. Prinsip Kerja kWh Meter
1. Prinsip
Kerja kWh Meter Analog
Prinsip kerja kWh
ini dapat dikatakan seperti motor induksi. Suatu plat aluminium ditempatkan
pada 2 teras yang berbentuk huruf U dan E, dan mempunyai 2 kumparan, kumparan
arus dan kumparan tegangan, kumparan arus dililitkan pada teras U dan di seri
dengan beban,sedangkan kumparan tegangan dililitkan pada teras E dan langsung
dihubungkan dengan jala-jala, dan jika pada kedua kumparan tersebut dialiri
arus bolak-balik, maka gaya magnet yang ditimbulkan berbentuk gelombang sinus
sesuai dengan frekuensinya. Arus yang mengalir pada kumparan arus menghasilkan
fluks magnet 1, sedangkan arus yang mengalir pada kumparan tegangan akan
menimbulkan fluks magnet 2, maka fluks
magnet 1 dan 2 akan menembus plat aluminium sehingga timbul arus putar.
Kedua kumparan E dan U mempunyai inti yang bersela, dimana
pada sela tersebut ditempatkan logam.Karena interaksi fluks magnet/medan magnet
yang ditimbulkan oleh kedua kumparan, maka piringan dapat berputar. Perputaran
piringan ini dihubungkan pada roda gigi yang berkolerasi dngan angka (digit) pembacaan.Semakin
besar pemakaiannya semakin cepat pula piringan itu berputar, begitu pula
sebaliknya. Pada piringan biasanya terdapat garis penanda (biasanya berwarna
hitam/merah) yang berfungsi sebagai indicator putaran piringan, untuk 1 kWh
biasanya setara dngan 900 putaran (ada yang 450).
2. Prinsip
Kerja kWh Meter Digital
Sebenarnya prinsip kerja kWh ini sama dengan kWh
meter analog, hanya saja
dimodifikasi dengan menambahkan sensor dan unit system yang digunakan untuk
mendeteksi garis penanda pada piringan kWh. Selain itu, ditambahkan pula microcontroller yang
berfungsi menghitung putaran dan menampilkan angka, dan mengontrol relay yang berfungsi
memutus tegangan pada kWh meter jika isi ulang habis. Data atau informasi yang akan diukur
bersifat analog. Blok
diagram alat ukur digital terdiri dari
komponen sensor penguat sinyal analog, analog to digital, converter, mikroprocesor, dan alat cetak display digital.
Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih dalam orde mv
perlu diperkuat dengan penguat input, sinyal
input analog yang sudah diperkuat dari sinyal
analog diubah menjadi sinyal digital oleh analog to digital convertor (ADC) dan akan diolah oleh
microprosessor dengan program tertentu dan hasilnya disimpan dalam memori
digital. Informasi digital akan ditampilkan dalam display au di
cetak dengan mesin cetak. Display
digital akan menampilkan angka distrik 0 sampai 9, dan sinyal digital ada 2, yakni O dan I. Ketika O maka tidak ada tegangan/off, ketika sinyal I maka bertegangan/on.
Sedangkan untuk isi ulang, cukuplah mudah yaitu dengan memasukkan
20 digit angka yang tertera pada struk
ATM ke alat meter digital, dengan itu, secara otomatis kWh meter tersebut akan
menunjukkan jumlah kWh sesuai nilai stroom yang dibeli.
D. Sistem Pentarifan kWh Meter
1. Sistem
Pentarifan kWh
Meter Analog
Sistem pentarifan
yang dipakai dalam kWh ini terjadi pada saat ada beban yang terpakai, seperti
halnya pada prinsip kerja kWh ini, arus listrik yang mengalir pada kumparan
tegangan dan kumparan arus akan menimbulkan fluks magnet yang mana akan
memutarkan piringan yang ada di tengahnya. Piringan ini dihubungkan dngan roda
gigi yang akan berkolerasi dengan angka pembacaan. Semakin besar pemakaian
listrik semakin mahal tarif yang akan di bayar, dan sebaliknya, jika
pekakaiannya kacil maka semakin kecil pula tarif yang akan dibayar.
Pembiayaan kWh ini
dilakukan PLN pada akhir (biasanya akhir bilan) setelah pengguna menggunakan
berapa banyak listrik dri PLN. Hal seperti ini yang digunakan oleh para
pengguna yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kecurangan serta
pencurian listrik tanpa sepengetahuan pihak PLN, untuk mengetahui
kecurangan-kecurangan tersebut mari kita lihat gambar berikut. Selain
itu, banyak masalah lain yang timbul dari pentarifan kWh ini, yang membuat PLN rugi mencapai puluhan
juta rupiah.
2. Pentarifan
kWh Meter Digital
Berbeda dengan kWh
meter analog, PLN melakukan system pentarifan kWh ini berada di awal yaitu
sebelum pengguna menggunakan listrik dri PLN. Dengan sedikit merubah system
pembayaran ini, PLN sedikit dapat mengatasi
kecurangan-kecurangan yang dilakuan oleh pengguna listrik, kWh ini memiliki
system pentarifan seperti halnya operator telfon genggam, yakni dengan membeli
pulsa saat pulsa habis. Pelanggan tidak perlu repot untuk mengetahui apakah
stroom yang dimiliki sudah habis/belum, karena kWh ini sudah dilengkapi dengan
tanda otomatis berupa alarm (bip bip) pada setiap menit saat stroom tersisa 5
kw di kWh meter. Untuk pengisian ulang, saat ini sudah banyak unit yang bekerja
sama dengan PLN.
Berbeda dengan pulsa hp, pulsa ini tanpa ada masa tenggang/kadaluarsa, meskipun pelanggan membeli dan tidak
memakai listrik, pulsa
di kWh tersebut
tidak akan berubah.
Harga voucher token isi ulang dapat dibeli mulai
harga Rp.50000.00,- s/d
Rp.1000000.00,- dengan
kelipatan Rp.50000.00,-
dengan daya 35 kw per Rp.50000.00,- nya, kemudian pelanggan mendapat
struk yang berisi 20 digit untuk di input ke dalam
kWh meter
E. Bagian-Bagian kWh Meter
1.
kWh Meter analog
a.
Peringan : suatu
alat yang digunakan untuk menetahui pengukur listrik yang dipakai.
b.
rem magnet : sebagai
pengontrol piringan berputar.
c.
kumparan
tegangan : digunakan
sebagai penghasil fluks magnet 2.
d.
kemparan arus : digunakan
sebagai penghasil fluks magnet 1.
e.
test index : penanda
yang ada pada piringan yang nantinya akan dibaca oleh rem magnet.
f.
angka baca : angka
yang muncul akibat putaran piringan,digunakan untuk mengetahui berapa rupiah
yang harus dibayar.
g.
terminal
test : digunakan
untuk menyambung atau memutuskan listrik.
2. kWh
Meter Digital
kWh meter digital
Keterangan
:
a.
tipe kWh meter
b.
LED : berfungsi
sebagai pengontrol putaran piringan untuk diketahui berapa watt yang dipakai.
c.
power : digunakan
sebagai menyalakan/mematikan kWh meter.
d.
cassing : pelindung
terluar kWh meter dan sebagai pembeda antara tipe satu dengan yang lain.
e.
layar LCD : digunakan
untuk mengetahui berapa listrik yang digunakan sebagai pendeteksi saat pengisian token.
f.
keypet : tombol
yang digunakan untuk memasukkan angka token ke dalam
kWh meter saat pengisian ulang listrik memulai
kWh meter setelah diisi atau awal pemakaian.
F. Tabel Pentarifan
1.
Tabel Pentarifan
kWh analog
2.
Tabel Pentarifan
kWh Digital
BAB III
ANALISIS DATA
A. Sistem Prabayar dan Pascabayar
Dewasa
ini PT. PLN (Persero) telah memberlakukan
sistem pembayaran pemakaian energi listrik (rekening listrik) dengan sistem Prabayar. Sistem ini bahwa pelanggan listrik PT.
PLN (Persero), akan melakukan pembayaran rekening listrik dimuka sebelum
pelanggan memakai energi listrik,
dengan cara melakukan pembelian semacam
pulsa Hand Phone (HP), pulsa ini disebut
“Token” dengan harga satuan seperti pada Tarif Dasar Listrik (TDL), sedangkan untuk sistem “Pascabayar” merupakan sistem pembayaran rekening listrik lama seperti yang telah kita ketahui bersama.
1. Sistem Prabaya
Sistem
ini hanya terdiri dari 2 (dua)komponen biaya, yaitu :
a.
Biaya pemakaian
listrik (Rp./kWh),
b.
Biaya Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU).
Keunggulan
sistem prabayar yang ditawarkan oleh PT. PLN (Persero) bagi pelanggan meliputi
:
a.
Pelanggan dapat
dengan mudah untuk mengatur sendiri pemakaian energi listrik sesuai dengan
kebutuhannya,
b.
Tidak dikenakan
biaya beban (Rp./kVA= 0),
c.
Membeli pulsa
listrik “Token” ke Bank-Bank yang direkomendasikan oleh PT. PLN (Persero),
d.
Jika pulsa akan
habis, maka akan ada tanda nada tertentu bahwa pulsa energilistrik akan habis,
e.
Jika pulsa telah
habis, maka daya listrik dirumah akan secara otomatis padam dan jika telah
dibelik/ditambahkan pulsa baru tidak akan kena denda seperti pada sistem pascabayar.
2. Sistem Pascabayar
Sistem
ini mempunyai beberapa komponenbiaya yang terdiri dari :
a.
Biaya beban
(Rp./kVA),
b.
Biaya pemakaian
listrik (Rp./kWh),
c.
Biaya Pajak
Penerangan Jalan Umum(PPJU),
d.
Biaya
administrasi,
Berdasarkan
ketentuan Tarif Dasar Listrik(TDL.) 2010, merujuk Lampiran Peratuaran Menteri
ESDM Nomor : 07 Tahun 2010, tanggal
30 Juni 2010 masih berlaku sampai
sekarang.
B. Tarif Dasar Listrik (TDL)
Berdasarkan
ketentuan TDL, pemakaian energi
listrik dibagi menurut kategori golongan
tarif seperti berikut :
1.
Golongan Tarif Pelayanan Sosial,dengan klasifiasi berikut
: S-1/TR 220 Volt Ampere (VA),abonemen Rp. 14.000/kVA/bulan.S-2/TR 450 VA,
biaya beban Rp.10.000/kVA/bulan, Blok I : 0 s/d 30 kWh = Rp.123,00/kWh, Blok II
: > 30kWh s/d 60 kWh = RP. 265,00/kWh, Blok III : > 60 kWh = Rp.360,
Prabayar Rp.325,00/kWh.S-2/TR 900 VA, biaya beban Rp.15000/kVA/bulan, Blok I :
0 s/d 20kWh = Rp.200,00/kWh Blok II : > 20kWh s/d 60 kWh = Rp. 295,00/kWh,Blok
III : > 60 kWh = Rp.360,00/kWh,Prabayar Rp.455,00/kWh. S-2/TR 1300 VA biaya
beban*), biaya perpemakaian Rp605,00/kWh, Prabayar Rp.605,00/kWh. S-2/TR 2200
VA biaya beban*), biaya pemakaian Rp.650,00/kWh, prabayarRp. 650,00/kWh.S-2/TR
3500 s/d 200 kVA biaya beban*), biaya pemakaian Rp.755,00/kWh,prabayar Rp.
755,00/kWh.S-3/TM > 200 kVA biaya beban **)biaya pemakaian: Blok WBP = K x P
xRp. 605,00/kWh, Blok LWBP = P xRp. 605,00/kWh, kVAh = Rp.650,00****).
2.
Golongan Tarif Rumah Tangga,dengan klasifikasi berikut : R-1/TR
450 VA, biaya beban Rp.11.000,00/kVA/bulan biaya pemakaian: Blok I : 0 s/d 30 kWh
= 169, Blok II : > 30 kWh s/d 60 kWh = 360, Blok III :> 60 kWh = 495,
prabayar Rp.415,00/kWh.R-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.20.000,00/kVA/bulan, biaya
pemakaian : Blok I : 0 s/d 20 kWh =275, Blok II : > 20 kWh s/d 60 kWh =445,
Blok III : > 60 kWh = 495, prabayar Rp.605,00/kWh. R-1/TR 1300 VA, biaya
beban*), biaya pemakaian : Rp.790,00/kWh, prabayar Rp.790,00/kWh. R-1/TR 2200
VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp. 795,00/kWh, prabayar Rp.795,00/kWh
R-2/TR 3500 VA s/d R-2/TR 5500 VA, biaya beban Rp. 890,00/kWh, prabayar Rp.890,00/kWhR-3/TM 6600 VA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok I : H 1 x Rp.890,00/kWh, Blok II : H 2 x Rp.1380,00/kWh, prabayar Rp.1330,00/kWh.
R-2/TR 3500 VA s/d R-2/TR 5500 VA, biaya beban Rp. 890,00/kWh, prabayar Rp.890,00/kWhR-3/TM 6600 VA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok I : H 1 x Rp.890,00/kWh, Blok II : H 2 x Rp.1380,00/kWh, prabayar Rp.1330,00/kWh.
3.
Golongan Tarif Binis, dengan klafisikasi berikut : B-1/TR
450 VA, biaya beban Rp.23.000,00/kVA/bulan, biaya pemakaian : Blok I : 0 s/d 30
kWh =Rp. 160,00/kWh, Blok II : > 30 kWh s/d 60 kWh = Rp.395,00/kWh, prabayar,
Rp.535,00/kWh. B-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.26.500,00/kVA/bulan, biaya
pemakaian : Blok I : 0 s/d 30 kWh = Rp.315,00/kWh Blok II : > 30kWh s/d 60 kWh
= Rp.465,00/kWh, prabayar Rp.630,00/kWhB-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya
pemakaian Rp.795,00/kWh, prabayar Rp.795,00/kWh.B-1/TR 2200 VA s/d 5500 VA,
biaya beban*), biaya pemakaian Rp.905,00/kWh, prabayar Rp.905,00/kWh.B-2/TR
6600 VA s/d 200 kVA, biaya beban*), biaya pemakaian : Blok I : H1 x Rp. 900,00/kWh,
Blok II : H 2 xRp. 1380,00/kWh, prabayar Rp.1100,00/kWhB-3/TM > 200 kVA,
biaya beban**), biaya pemakaian: Blok WBP = K x Rp.800,00/kWh , kVArh = Rp.
905,00****).
4.
Golongan Tarif Industri, denganklafisikasi berikut : I-1/TR
450 VA, biaya beban Rp.26.000,00/kVA/bulan, biaya pemakaian : Blok I : 0 s/d 30
kWh =Rp. 160,00/kWh, Blok II : di atas 30kWh = Rp. 395,00/kWh, prabayar
Rp.485,00/kWh.I-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.31.500,00/kVA/bulan, biaya pemakaian:
Blok I : 0 s/d 72 kWh =Rp.315,00/kWh, Blok II : di atas 72kWh = Rp.405,00/kWh,
prabayar Rp.600,00/kWh.I-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya pemakaian
Rp.765,00/kWh, prabayar Rp.765,00/kWh.I-1/TR 2200 VA, biaya beban*), biaya
pemakaian Rp.790,00/kWh, prabayar Rp.790,00/kWh. I-1/TR 3500 s/d 14 kVA, biaya
beban*), biaya pemakaian Rp.915,00/kWh, prabayar Rp.915,00/kWh.
I-2/TR > 14 kVA s/d 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp.800,00/kWh, Blok LWBP = Rp.800,00/kWh kVAh = Rp.875,00 ****) I-3/TM > 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp. 680,00/kWh BlokLWBP= Rp.680,00/kWh kVAh = Rp.735,00****)I-4/TT > 20.000 kVA, biaya beban***), biaya pemakaian : Blok WBP dan Blok LWBP = Rp.605,00/kWh kVAh = Rp.605,00 ****).
I-2/TR > 14 kVA s/d 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp.800,00/kWh, Blok LWBP = Rp.800,00/kWh kVAh = Rp.875,00 ****) I-3/TM > 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp. 680,00/kWh BlokLWBP= Rp.680,00/kWh kVAh = Rp.735,00****)I-4/TT > 20.000 kVA, biaya beban***), biaya pemakaian : Blok WBP dan Blok LWBP = Rp.605,00/kWh kVAh = Rp.605,00 ****).
5.
Golongan Tarif Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan
Umum, dengan klafisikasi berikut : P-1/TR 450 VA, biaya beban Rp.20.000,00/kVA,
biaya pemakaian Rp.575,00/kWh, prabayar Rp.685,00/kWh.P-1/TR 900 VA, biaya
beban Rp.24.000,00/kVA, biaya pemakaian Rp.600,00/kWh, prabayar Rp.760,00/kWh
P-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.880,00/kWh, prabayar
Rp.880,00/kWh. P-1/TR 2200 VA s/d 5500 VA, biaya beban *), biaya pemakaian
Rp.885,00/kWh, prabayar Rp.885,00/kWh.P-1/TR 5500 s/d 200 kVA, biaya beban**),
biaya pemakaian : Blok I : H 1 x Rp.885,00/kWh Blok II : H 2 x Rp.1300,00/kWh,
prabayar Rp.1200,00/kWh P-2/TM > 200 kVA, biaya beban***), biaya pemakaian :
Blok WBP = K x Rp. 750,00/kWh Blok LWBP = Rp.750,00/kWh kVArh = Rp.825,00 ****)
P-3/TM, biaya beban**), biaya pemakaian Rp. 820,00/kWh, prabayar Rp. 820,00/kWh.
6.
Golongan Tarif Traksi, denganklasifikasi berikut : T/TM
> 200 kVA, biaya beban Rp.25.000,00/kVA/bulan*), biaya pemakaian : Blok WBP
= K x Rp.390,00/kWh, Blok LWBP = Rp.390,00/kWh, kVArh = Rp.665,00****).
7.
Golongan Tarif
Curah (Bulk), dengan klasifikasi berikut : C/TM
> 200 kVA. Biaya beban Rp.25.000,00/kVA/bulan *), biaya pemakaian : Blok WBP
= K x Rp.390,00/kWh, Blok LWBP = Rp.390,00/kWh, kVArh = Rp. 505,00****)
Keterangan :
·
*) Pada semua
golongan tarif, kecuali Traksi, Curah dan layanan Khusus : Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM 1 = 40 (Jam Nyala) x
Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian (kWh).
·
**) Pada
golongan Tarif Pelayanan Sosial dan Industri : Diterapkan Rekening Minium (RM)
: RM 2= 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok LWBP.
·
***) Pada
golongan Tarif Bisnis dan Kantor Pemerintahan dan Penerangan Jalan Umum : Diterapkan
Rekening Minium (RM) : RM 3= 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya
Pemakaian Blok WBP dan LWBP. Jam Nyala : kWh perbulan dibagi kVA tersambaung.*) Pada Golongan Tarif
Traksi : Perhitungan biaya beban didasarkan pada
tarif pengukuran daya maksimum
bulanan untuk: a. Daya maksimum bulanan > 0,5 dari daya tersambung, biaya
beban dikenakan sebesar daya maksimum terukur. b. Daya maksimum bulanan ≤ 0,5
dari daya tersambung, biaya beban dikenakan 50% daya tersambung terukur.*) Pada
Golongan Tarif Layanan Khusus : Sebagai tarif maksimum. Di dalam
mengimplementasikan angka tarif ini dikalikan terhadap faktor pengali “N”dengan
nilai N tidak lebih dari 1.
·
****) Pada Tarif
Pelayanan Sosial, Bisnis,Industri, Kantor Pemerintahan dan Penerangan Jalan
Umum, Traksi dan Curah (Bulk). Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal
faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per
seratus) K : Faktor perbandingan antar harga WBP dan LWBP sesuai dengan
karakteristik beban sitem kelistrikan setempat (1,4 x ≤ K≤ 2).P : Faktor kali
untuk pembeda antar S-3 bersifat sosial murni dengan S-3 bersifai sosial komersial,
untuk pelanggan S-3 sosial murni P = 1, untuk pelanggan S-3 yang bersifat
sosial komersial P = 1,3.H 1: Persentase batas hemat terhadap Jam Nyala rata-rata
nasional x daya tersambung (kVA) H 2: Pemakaian listrik (kWh) – H 1 WBP : Waktu
Beban Puncak. LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.
Dengan
memperhatikan TDL, yang berlaku, dapat dipahami bahwa sistem pembayaran
rekening listrik Pascabayar, selain ada tambahan pembayaran Pajak Penerangan
Jalan Umum juga pelanggan diwajibkan membayar biaya beban (batas daya) yang
digunakan (Rp./kVA) tiap bulan dan bagi para pelanggan golongan Tarif Bisnis,
Tarif Industri, Tarif Kantor Pemerintahan dan Penerangan Jalan Umum, Tarif Traksi
dan Tarif Curah (Bulk) masih diwajibkan membayar Waktu Beban Puncak (WBP), Luar
Waktu Beban Puncak (LWBP) dan Energi Reaktif kVArh, Sedangkan dengan
menggunakan sistem Prabayar, pelanggan hanya membayar pemakaian energi listrik
dalam satuan tarif Rp./kWh dan Pajak Penerangan Jalan Umum (TDL., 2010),
berkisar antara 5% s/d 10%, ditentukan oleh perda masing-masing daerah.
C. Perhitungan Rekening Listrik
Contoh
perhitungan rekening listrik yang wajib dibayar pelanggan golongan tarif rumah tangga klasifikasi R-1/TR.
NO
|
BEBAN BIAYA
|
BANYAK PEMAKAIAN
|
TARIF
|
BB+BP
|
9% BB+BP
|
BIAYA BAYAR
|
||||
PASKA
|
PRA
|
PASKA
|
PRA
|
PASKA
|
PRA
|
PASKA
|
PRA
|
|||
1
|
11
|
1
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
2
|
11
|
3
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
3
|
11
|
5
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
4
|
11
|
7
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
5
|
11
|
15
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
6
|
11
|
17
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
7
|
11
|
19
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
8
|
11
|
21
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
9
|
11
|
23
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
10
|
11
|
25
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
11
|
11
|
27
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
12
|
11
|
29
|
169
|
415
|
180
|
426
|
16.2
|
38.34
|
196.2
|
464.34
|
13
|
11
|
31
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
14
|
11
|
33
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
15
|
11
|
35
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
16
|
11
|
37
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
17
|
11
|
39
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
18
|
11
|
49
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
19
|
11
|
51
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
20
|
11
|
53
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
21
|
11
|
55
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
22
|
11
|
57
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
23
|
11
|
59
|
360
|
415
|
371
|
426
|
33.39
|
38.34
|
404.39
|
464.34
|
24
|
11
|
61
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
25
|
11
|
63
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
26
|
11
|
65
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
27
|
11
|
67
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
28
|
11
|
69
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
29
|
11
|
71
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
30
|
11
|
73
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
31
|
11
|
75
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
32
|
11
|
79
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
33
|
11
|
85
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
34
|
11
|
87
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
35
|
11
|
89
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
36
|
11
|
91
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
37
|
11
|
93
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
38
|
11
|
95
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
39
|
11
|
97
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
40
|
11
|
99
|
495
|
415
|
506
|
426
|
45.54
|
38.34
|
551.54
|
464.34
|
Dari
tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian kWh meter analog (paskabayar)
dan digital (prabayar) golongan tarif R-1 akan lebih mahal prabayar jika
pemakaian 1-60 kWh, begitu pula akan lebih mahal paskabayar jika pemakaian di atas
60 kWh.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak problem masyarakat yang mempermasalahkan
keekonomisan antara kWh meter analog (paskabayar) dan kWh meter digital (prabayar), disini penulis dapat sedikit
menjawab problem tersebut dengan analisa paper ini.
Sebetulnya
sama antara kedua kWh meter tersebut, tinggal konsumen pintar-pintar mengetahui
berapa banyak konsumen itu memakai listrik, jika
konsumen memakai di bawah 60 kWh maka kWh meter prabayarlah yang akan lebih
mahal, akan tetapi jika pemakaian di atas 60 kWh paska bayarlah yang akan lebih
mahal.
B. Saran
1. Penulis
berharap agar di masyarakat tidak ada lagi problem tentang perbedaan
keekonomisan kWh meter analog dan kWh meter digital, masyarakat harus mendukung program pln untuk mempersempit tindak
kecurangan oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
2. Kepada
pembaca, penulis jugaberharap agar paper ini bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan tentang kWh meter, sehingga dapat mempertimbangkan
dampak-dampaknya.
Penulis mengucapkan
puji syukur kepada Allah SWT yang
telah memberi taufik serta hidayahNya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Perbandingan
Keekonomisan kWh
Meter Analog dan Digital pada
R1 Tahun 2013”.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar