Rabu, 24 Juni 2015

PERBANDINGAN KEEKONOMISAN KWH METER ANALOG DAN DIGITAL PADA R1 TAHUN 2013



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Di era modern ini, teknologi semakin canggih, semakin lama peralatan-peralatan konvensional yang dulunya bekerja dengan system manual/digerakkan oleh tangan manusia kini telah diganti dengan system yang serba otomatis yang tidak perlu menggunakan tangan manusia lagi. Misalnya, di bidang penggunaan listrik, kehidupan manusia tidak bisa lepas dari energi listrik. Di Indonesia yang berwenang sebagai penyedia energi listrik adalah Perusahaan Listrik Negera (PLN), untuk mengetahui besar energi listrik yang digunakan, dibutuhkan alat yang disebut kWh meter. Pada awalnya, kWh meter yang digunakan oleh PLN adalah kWh meter analog, salah satu kelemahan kWh ini adalah system pembayaran paskabayar, sehingga memungkinkan pelanggan menunggak tagihan listrik. Oleh karena itu, PLN membuat kWh meter digital dengan system prabayar, sehingga pelanggan harus membeli voucher khusus untuk menggunakan listrik dari PLN.
kWh meter digital ini, dirancang sedemikian rupa, sehingga dengan mudah untuk dapat dioprasikan, serta dapat member informasi yang akurat. Hampir di seluruh rumah sudah menggunakannya. Akan tetapi, dengan diberlakukannya system kWh meter prabayar tersebut, sebagian dari masyarakat kurang setuju, hal ini di sebabkan adanya pemikiran bahwa kWh meter prabayar itu terlalu sulit untuk di isi ulang dan dugaan atas lebih mahalnya system kWh meter tersebut.
Berdasarkan pemikiran di atas ,maka penulis terinspirasi untuk membuat paper yang berjudul PERBANDINGAN ANTARA kWh METER ANALOG DENGAN kWh METER DIGITAL DALAM SEGI KEEKONOMISANNYA”.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka terdapat beberapa perumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa kelebihan dan kekurangan dari kWh meter analog?
2.      Apa kelebihan dan kekurangan dari kWh meter digital?
3.      Bagaimana perbandingan antara kWh meter analog dengan kWh meter digital dilihat dari prinsip kerjanya?
4.      Bagaimana perbandingan antara kWh meter analog dengan kWh meter digital dari segi keekonomisannya?

C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1.      Akademis
Agar pennulis dapat mengikuti ujian nasional tingkat SMA sederajat serta memenuhi salah satu persyaratan pengambilan ijazah.
2.      Kognitif
Untuk memperdalam pengetahuan penulis tentang mata pelajaran fisika secara umum yang menjadi momok di jurusan IPA,serta memahami lebih jelas tentng kWh meter itu sendiri.
Sedangkan manfaat penulis melakukan penelitihan ini yakni penulis dapat lebih mengetahui apa itu kWh meter analog dan kWh meter digital, begitu pula dengan prinsip kerja masing-masing kWh meter tersebut, serta menjawab problematika masyarakat tentang kualitas yang terbaik antara kedua kWh meter tersebut.

D.    Sistematika Pembahasan
Pada penulisan  paper yang berjudul :Perbandingan Keekonomisan kWh Meter Analog dan Digital Pada R1 Tahun 2013” ini tersusun atas 4 (empat) BAB yaitu :
BAB satu adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB dua  merupakan kajian teori yang membahas tentang pengertian kWh meter, macam-macam kWh meter, prinsip kerja kWh meter, sistem pentarifan, bagian-bagian kWh meter, dan tabel pentarifan.
BAB tiga berisi tentang analisis data dan pemecahan masalah.
BAB empat adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.




BAB II
KAJIAN TEORI


A.    Pengertian kWh Meter
kWh meter adalah sebuah alat yang memiliki instrument yang berfungsi  utama melakukan energy listrik, kWh meter digunakan PLN untuk mendata dan menganalisa penggunaan energy listrik  oleh konsumen.Selain itu, kWh meter juga di definisikan sebuah alat APP yang digunakan mencatat energy listrik persatuan waktu dikalikan dengan tariff TDL dan kapasitas daya yang terpasang pada masing-masing pelanggan.

B.     Macam-Macam kWh Meter
1.      kWh Meter Analog/Mekanis
KWh meter analog merupakan alat yang digunakan untuk menukur daya listrik, alat ini sudah dioprasikan oleh PLN sudah sejak lama. OLeh sebab itu, alat ini digunakan untuk mengukur energy pada industry dan rumah tangga. Setiap bulan besar tagihan listrik yang digunakan biasanya tertera pada angka-angka pada kWh meter.
Bagian-bagian utama yang terdapat pada kWh meter ini adalah kumparan tegangan, kumparan arus, sebuah piringan aluminium magnet, dan sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan.


2.      kWh meter digital /prabayar
Listrik dari PLN yang akan dialirkan ke industry dan rumah tangga (beban) terlebih dahulu dialirkan melalui MCB yang berfungsi sebagai pembatas arus sekaligus pengaman jika terjadi short circuit, lalu dialirkan juga ke dalam kWh meter yang berfungsi menghitung daya yang terpakai. Sistem prabayar tetap menggunakan kWh meter yang ada, hanya dengan menambah sedikit sensor dan unit system. Hal ini, bertujuan untuk lebih mendayagunakan peralatan kWh meter analog yang sudah ada.

C.    Prinsip Kerja kWh Meter
1.      Prinsip Kerja kWh Meter Analog
Prinsip kerja kWh ini dapat dikatakan seperti motor induksi. Suatu plat aluminium ditempatkan pada 2 teras yang berbentuk huruf U dan E, dan mempunyai 2 kumparan, kumparan arus dan kumparan tegangan, kumparan arus dililitkan pada teras U dan di seri dengan beban,sedangkan kumparan tegangan dililitkan pada teras E dan langsung dihubungkan dengan jala-jala, dan jika pada kedua kumparan tersebut dialiri arus bolak-balik, maka gaya magnet yang ditimbulkan berbentuk gelombang sinus sesuai dengan frekuensinya. Arus yang mengalir pada kumparan arus menghasilkan fluks magnet 1, sedangkan arus yang mengalir pada kumparan tegangan akan menimbulkan  fluks magnet 2, maka fluks magnet 1 dan 2 akan menembus plat aluminium sehingga timbul arus putar.
Kedua kumparan E dan U mempunyai inti yang bersela, dimana pada sela tersebut ditempatkan logam.Karena interaksi fluks magnet/medan magnet yang ditimbulkan oleh kedua kumparan, maka piringan dapat berputar. Perputaran piringan ini dihubungkan pada roda gigi yang berkolerasi dngan angka (digit) pembacaan.Semakin besar pemakaiannya semakin cepat pula piringan itu berputar, begitu pula sebaliknya. Pada piringan biasanya terdapat garis penanda (biasanya berwarna hitam/merah) yang berfungsi sebagai indicator putaran piringan, untuk 1 kWh biasanya setara dngan 900 putaran (ada yang 450).
2.      Prinsip Kerja kWh Meter Digital
Sebenarnya prinsip kerja kWh ini sama dengan kWh meter analog, hanya saja dimodifikasi dengan menambahkan sensor dan unit system yang digunakan untuk mendeteksi garis penanda pada  piringan kWh. Selain itu, ditambahkan pula microcontroller yang berfungsi menghitung putaran dan menampilkan angka, dan mengontrol relay yang berfungsi memutus tegangan pada kWh meter jika isi ulang habis. Data atau informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur digital terdiri dari  komponen sensor penguat sinyal analog, analog to digital, converter, mikroprocesor, dan alat cetak display digital.
Sensor mengubah besaran listrik  dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih dalam orde mv perlu diperkuat dengan penguat input, sinyal input analog yang sudah diperkuat dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital oleh analog to digital convertor (ADC) dan akan diolah oleh microprosessor dengan program tertentu dan hasilnya disimpan dalam memori digital. Informasi digital akan ditampilkan dalam display au di cetak dengan mesin cetak. Display digital akan menampilkan angka distrik 0 sampai 9, dan sinyal digital ada 2, yakni O dan I. Ketika O maka tidak ada tegangan/off, ketika sinyal I maka bertegangan/on.
Sedangkan untuk isi ulang, cukuplah mudah yaitu dengan memasukkan 20 digit angka yang tertera pada struk ATM ke alat meter digital, dengan itu, secara otomatis kWh meter tersebut akan menunjukkan jumlah kWh sesuai nilai stroom yang dibeli.

D.      Sistem Pentarifan kWh Meter
1.      Sistem Pentarifan kWh Meter Analog
Sistem pentarifan yang dipakai dalam kWh ini terjadi pada saat ada beban yang terpakai, seperti halnya pada prinsip kerja kWh ini, arus listrik yang mengalir pada kumparan tegangan dan kumparan arus akan menimbulkan fluks magnet yang mana akan memutarkan piringan yang ada di tengahnya. Piringan ini dihubungkan dngan roda gigi yang akan berkolerasi dengan angka pembacaan. Semakin besar pemakaian listrik semakin mahal tarif yang akan di bayar, dan sebaliknya, jika pekakaiannya kacil maka semakin kecil pula tarif yang akan dibayar.
Pembiayaan kWh ini dilakukan PLN pada akhir (biasanya akhir bilan) setelah pengguna menggunakan berapa banyak listrik dri PLN. Hal seperti ini yang digunakan oleh para pengguna yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kecurangan serta pencurian listrik tanpa sepengetahuan pihak PLN, untuk mengetahui kecurangan-kecurangan tersebut mari kita lihat gambar berikut. Selain itu, banyak masalah lain yang timbul dari pentarifan kWh ini, yang membuat PLN rugi mencapai puluhan juta rupiah.
2.      Pentarifan kWh Meter Digital
Berbeda dengan kWh meter analog, PLN melakukan system pentarifan kWh ini berada di awal yaitu sebelum pengguna menggunakan listrik dri PLN. Dengan sedikit merubah system pembayaran ini, PLN sedikit dapat  mengatasi kecurangan-kecurangan yang dilakuan oleh pengguna listrik, kWh ini memiliki system pentarifan seperti halnya operator telfon genggam, yakni dengan membeli pulsa saat pulsa habis. Pelanggan tidak perlu repot untuk mengetahui apakah stroom yang dimiliki sudah habis/belum, karena kWh ini sudah dilengkapi dengan tanda otomatis berupa alarm (bip bip) pada setiap menit saat stroom tersisa 5 kw di kWh meter. Untuk pengisian ulang, saat ini sudah banyak unit yang bekerja sama dengan PLN.
Berbeda dengan pulsa hp, pulsa ini tanpa ada masa tenggang/kadaluarsa, meskipun pelanggan membeli dan tidak memakai listrik, pulsa di kWh tersebut tidak akan berubah.
Harga voucher token isi ulang dapat dibeli mulai harga Rp.50000.00,- s/d Rp.1000000.00,- dengan kelipatan Rp.50000.00,- dengan daya 35 kw per Rp.50000.00,- nya, kemudian pelanggan mendapat struk yang berisi 20 digit untuk di input ke dalam kWh meter

E.     Bagian-Bagian kWh Meter
1.      kWh Meter analog
a.       Peringan                    :    suatu alat yang digunakan untuk menetahui pengukur listrik yang dipakai.
b.      rem magnet               :    sebagai pengontrol piringan berputar.
c.       kumparan tegangan   :    digunakan sebagai penghasil fluks magnet 2.
d.      kemparan arus           :    digunakan sebagai penghasil fluks magnet 1.
e.       test index                  :    penanda yang ada pada piringan yang nantinya akan dibaca oleh rem magnet.
f.       angka baca                :    angka yang muncul akibat putaran piringan,digunakan untuk mengetahui berapa rupiah yang harus dibayar.
g.      terminal test              :    digunakan untuk menyambung atau memutuskan listrik.
2.      kWh Meter Digital
kWh meter digital
Keterangan :
a.       tipe kWh meter
b.      LED                   :    berfungsi sebagai pengontrol putaran piringan untuk diketahui berapa watt yang dipakai.
c.       power                 :    digunakan sebagai menyalakan/mematikan kWh meter.
d.      cassing                :    pelindung terluar kWh meter dan sebagai pembeda antara tipe satu dengan yang lain.
e.       layar LCD          :    digunakan untuk mengetahui berapa listrik yang digunakan sebagai pendeteksi saat pengisian token.
f.       keypet                :    tombol yang digunakan untuk memasukkan angka token ke dalam kWh meter saat pengisian ulang listrik memulai kWh meter setelah diisi atau awal pemakaian.

F.     Tabel Pentarifan
1.      Tabel Pentarifan kWh analog



2.      Tabel Pentarifan kWh Digital






BAB III
ANALISIS DATA


A.    Sistem Prabayar dan Pascabayar
Dewasa ini PT. PLN (Persero) telah memberlakukan sistem pembayaran pemakaian energi listrik (rekening listrik) dengan sistem Prabayar. Sistem ini bahwa pelanggan listrik PT. PLN (Persero), akan melakukan pembayaran rekening listrik dimuka sebelum pelanggan memakai energi listrik, dengan cara melakukan pembelian semacam pulsa Hand Phone (HP), pulsa ini disebut “Token” dengan harga satuan seperti pada Tarif Dasar Listrik (TDL), sedangkan untuk sistem “Pascabayar” merupakan sistem pembayaran rekening listrik lama seperti yang telah kita ketahui bersama.
1.      Sistem Prabaya
Sistem ini hanya terdiri dari 2 (dua)komponen biaya, yaitu :
a.       Biaya pemakaian listrik (Rp./kWh),
b.      Biaya Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU).

Keunggulan sistem prabayar yang ditawarkan oleh PT. PLN (Persero) bagi pelanggan meliputi :
a.       Pelanggan dapat dengan mudah untuk mengatur sendiri pemakaian energi listrik sesuai dengan kebutuhannya,
b.      Tidak dikenakan biaya beban (Rp./kVA= 0),
c.       Membeli pulsa listrik “Token” ke Bank-Bank yang direkomendasikan oleh PT. PLN (Persero),
d.      Jika pulsa akan habis, maka akan ada tanda nada tertentu bahwa pulsa energilistrik akan habis,
e.       Jika pulsa telah habis, maka daya listrik dirumah akan secara otomatis padam dan jika telah dibelik/ditambahkan pulsa baru tidak akan kena denda seperti pada sistem pascabayar.

2.      Sistem Pascabayar
Sistem ini mempunyai beberapa komponenbiaya yang terdiri dari :
a.       Biaya beban (Rp./kVA),
b.      Biaya pemakaian listrik (Rp./kWh),
c.       Biaya Pajak Penerangan Jalan Umum(PPJU),
d.      Biaya administrasi,
Berdasarkan ketentuan Tarif Dasar Listrik(TDL.) 2010, merujuk Lampiran Peratuaran Menteri ESDM Nomor : 07 Tahun 2010, tanggal 30 Juni 2010 masih berlaku sampai sekarang.

B.     Tarif Dasar Listrik (TDL)
Berdasarkan ketentuan TDL, pemakaian energi listrik dibagi menurut kategori golongan tarif seperti berikut :

1.      Golongan Tarif Pelayanan Sosial,dengan klasifiasi berikut : S-1/TR 220 Volt Ampere (VA),abonemen Rp. 14.000/kVA/bulan.S-2/TR 450 VA, biaya beban Rp.10.000/kVA/bulan, Blok I : 0 s/d 30 kWh = Rp.123,00/kWh, Blok II : > 30kWh s/d 60 kWh = RP. 265,00/kWh, Blok III : > 60 kWh = Rp.360, Prabayar Rp.325,00/kWh.S-2/TR 900 VA, biaya beban Rp.15000/kVA/bulan, Blok I : 0 s/d 20kWh = Rp.200,00/kWh Blok II : > 20kWh s/d 60 kWh = Rp. 295,00/kWh,Blok III : > 60 kWh = Rp.360,00/kWh,Prabayar Rp.455,00/kWh. S-2/TR 1300 VA biaya beban*), biaya perpemakaian Rp605,00/kWh, Prabayar Rp.605,00/kWh. S-2/TR 2200 VA biaya beban*), biaya pemakaian Rp.650,00/kWh, prabayarRp. 650,00/kWh.S-2/TR 3500 s/d 200 kVA biaya beban*), biaya pemakaian Rp.755,00/kWh,prabayar Rp. 755,00/kWh.S-3/TM > 200 kVA biaya beban **)biaya pemakaian: Blok WBP = K x P xRp. 605,00/kWh, Blok LWBP = P xRp. 605,00/kWh, kVAh = Rp.650,00****).
2.      Golongan Tarif Rumah Tangga,dengan klasifikasi berikut : R-1/TR 450 VA, biaya beban Rp.11.000,00/kVA/bulan biaya pemakaian: Blok I : 0 s/d 30 kWh = 169, Blok II : > 30 kWh s/d 60 kWh = 360, Blok III :> 60 kWh = 495, prabayar Rp.415,00/kWh.R-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.20.000,00/kVA/bulan, biaya pemakaian : Blok I : 0 s/d 20 kWh =275, Blok II : > 20 kWh s/d 60 kWh =445, Blok III : > 60 kWh = 495, prabayar Rp.605,00/kWh. R-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya pemakaian : Rp.790,00/kWh, prabayar Rp.790,00/kWh. R-1/TR 2200 VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp. 795,00/kWh, prabayar Rp.795,00/kWh
R-2/TR 3500 VA s/d R-2/TR 5500 VA, biaya beban Rp. 890,00/kWh, prabayar Rp.890,00/kWhR-3/TM 6600 VA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok I : H 1 x Rp.890,00/kWh, Blok II : H 2 x Rp.1380,00/kWh, prabayar Rp.1330,00/kWh.
3.      Golongan Tarif Binis, dengan klafisikasi berikut : B-1/TR 450 VA, biaya beban Rp.23.000,00/kVA/bulan, biaya pemakaian : Blok I : 0 s/d 30 kWh =Rp. 160,00/kWh, Blok II : > 30 kWh s/d 60 kWh = Rp.395,00/kWh, prabayar, Rp.535,00/kWh. B-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.26.500,00/kVA/bulan, biaya pemakaian : Blok I : 0 s/d 30 kWh = Rp.315,00/kWh Blok II : > 30kWh s/d 60 kWh = Rp.465,00/kWh, prabayar Rp.630,00/kWhB-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.795,00/kWh, prabayar Rp.795,00/kWh.B-1/TR 2200 VA s/d 5500 VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.905,00/kWh, prabayar Rp.905,00/kWh.B-2/TR 6600 VA s/d 200 kVA, biaya beban*), biaya pemakaian : Blok I : H1 x Rp. 900,00/kWh, Blok II : H 2 xRp. 1380,00/kWh, prabayar Rp.1100,00/kWhB-3/TM > 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian: Blok WBP = K x Rp.800,00/kWh , kVArh = Rp. 905,00****).
4.      Golongan Tarif Industri, denganklafisikasi berikut : I-1/TR 450 VA, biaya beban Rp.26.000,00/kVA/bulan, biaya pemakaian : Blok I : 0 s/d 30 kWh =Rp. 160,00/kWh, Blok II : di atas 30kWh = Rp. 395,00/kWh, prabayar Rp.485,00/kWh.I-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.31.500,00/kVA/bulan, biaya pemakaian: Blok I : 0 s/d 72 kWh =Rp.315,00/kWh, Blok II : di atas 72kWh = Rp.405,00/kWh, prabayar Rp.600,00/kWh.I-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.765,00/kWh, prabayar Rp.765,00/kWh.I-1/TR 2200 VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.790,00/kWh, prabayar Rp.790,00/kWh. I-1/TR 3500 s/d 14 kVA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.915,00/kWh, prabayar Rp.915,00/kWh.
I-2/TR > 14 kVA s/d 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp.800,00/kWh, Blok LWBP = Rp.800,00/kWh kVAh = Rp.875,00 ****) I-3/TM > 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp. 680,00/kWh BlokLWBP= Rp.680,00/kWh kVAh = Rp.735,00****)I-4/TT > 20.000 kVA, biaya beban***), biaya pemakaian : Blok WBP dan Blok LWBP = Rp.605,00/kWh kVAh = Rp.605,00 ****).
5.      Golongan Tarif Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum, dengan klafisikasi berikut : P-1/TR 450 VA, biaya beban Rp.20.000,00/kVA, biaya pemakaian Rp.575,00/kWh, prabayar Rp.685,00/kWh.P-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.24.000,00/kVA, biaya pemakaian Rp.600,00/kWh, prabayar Rp.760,00/kWh P-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.880,00/kWh, prabayar Rp.880,00/kWh. P-1/TR 2200 VA s/d 5500 VA, biaya beban *), biaya pemakaian Rp.885,00/kWh, prabayar Rp.885,00/kWh.P-1/TR 5500 s/d 200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian : Blok I : H 1 x Rp.885,00/kWh Blok II : H 2 x Rp.1300,00/kWh, prabayar Rp.1200,00/kWh P-2/TM > 200 kVA, biaya beban***), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp. 750,00/kWh Blok LWBP = Rp.750,00/kWh kVArh = Rp.825,00 ****) P-3/TM, biaya beban**), biaya pemakaian Rp. 820,00/kWh, prabayar Rp. 820,00/kWh.
6.      Golongan Tarif Traksi, denganklasifikasi berikut : T/TM > 200 kVA, biaya beban Rp.25.000,00/kVA/bulan*), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp.390,00/kWh, Blok LWBP = Rp.390,00/kWh, kVArh = Rp.665,00****).
7.      Golongan Tarif Curah (Bulk), dengan klasifikasi berikut : C/TM > 200 kVA. Biaya beban Rp.25.000,00/kVA/bulan *), biaya pemakaian : Blok WBP = K x Rp.390,00/kWh, Blok LWBP = Rp.390,00/kWh, kVArh = Rp. 505,00****)

Keterangan :
·         *) Pada semua golongan tarif, kecuali Traksi, Curah dan layanan Khusus : Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM 1 = 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian (kWh).
·         **) Pada golongan Tarif Pelayanan Sosial dan Industri : Diterapkan Rekening Minium (RM) : RM 2= 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok LWBP.
·         ***) Pada golongan Tarif Bisnis dan Kantor Pemerintahan dan Penerangan Jalan Umum : Diterapkan Rekening Minium (RM) : RM 3= 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok WBP dan LWBP. Jam Nyala : kWh perbulan dibagi kVA tersambaung.*) Pada Golongan Tarif Traksi : Perhitungan biaya beban didasarkan pada tarif pengukuran daya maksimum bulanan untuk: a. Daya maksimum bulanan > 0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan sebesar daya maksimum terukur. b. Daya maksimum bulanan ≤ 0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan 50% daya tersambung terukur.*) Pada Golongan Tarif Layanan Khusus : Sebagai tarif maksimum. Di dalam mengimplementasikan angka tarif ini dikalikan terhadap faktor pengali “N”dengan nilai N tidak lebih dari 1.
·         ****) Pada Tarif Pelayanan Sosial, Bisnis,Industri, Kantor Pemerintahan dan Penerangan Jalan Umum, Traksi dan Curah (Bulk). Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus) K : Faktor perbandingan antar harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sitem kelistrikan setempat (1,4 x ≤ K≤ 2).P : Faktor kali untuk pembeda antar S-3 bersifat sosial murni dengan S-3 bersifai sosial komersial, untuk pelanggan S-3 sosial murni P = 1, untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial komersial P = 1,3.H 1: Persentase batas hemat terhadap Jam Nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA) H 2: Pemakaian listrik (kWh) – H 1 WBP : Waktu Beban Puncak. LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.

Dengan memperhatikan TDL, yang berlaku, dapat dipahami bahwa sistem pembayaran rekening listrik Pascabayar, selain ada tambahan pembayaran Pajak Penerangan Jalan Umum juga pelanggan diwajibkan membayar biaya beban (batas daya) yang digunakan (Rp./kVA) tiap bulan dan bagi para pelanggan golongan Tarif Bisnis, Tarif Industri, Tarif Kantor Pemerintahan dan Penerangan Jalan Umum, Tarif Traksi dan Tarif Curah (Bulk) masih diwajibkan membayar Waktu Beban Puncak (WBP), Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) dan Energi Reaktif kVArh, Sedangkan dengan menggunakan sistem Prabayar, pelanggan hanya membayar pemakaian energi listrik dalam satuan tarif Rp./kWh dan Pajak Penerangan Jalan Umum (TDL., 2010), berkisar antara 5% s/d 10%, ditentukan oleh perda masing-masing daerah.




C.    Perhitungan Rekening Listrik
Contoh perhitungan rekening listrik yang wajib dibayar pelanggan golongan tarif rumah tangga klasifikasi R-1/TR.
NO
BEBAN BIAYA
BANYAK PEMAKAIAN
TARIF
 BB+BP
9% BB+BP
BIAYA BAYAR
PASKA
PRA
PASKA
PRA
PASKA
PRA
PASKA
PRA
1
11
1
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
2
11
3
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
3
11
5
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
4
11
7
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
5
11
15
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
6
11
17
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
7
11
19
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
8
11
21
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
9
11
23
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
10
11
25
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
11
11
27
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
12
11
29
169
415
180
426
16.2
38.34
196.2
464.34
13
11
31
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
14
11
33
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
15
11
35
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
16
11
37
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
17
11
39
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
18
11
49
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
19
11
51
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
20
11
53
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
21
11
55
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
22
11
57
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
23
11
59
360
415
371
426
33.39
38.34
404.39
464.34
24
11
61
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
25
11
63
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
26
11
65
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
27
11
67
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
28
11
69
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
29
11
71
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
30
11
73
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
31
11
75
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
32
11
79
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
33
11
85
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
34
11
87
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
35
11
89
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
36
11
91
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
37
11
93
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
38
11
95
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
39
11
97
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34
40
11
99
495
415
506
426
45.54
38.34
551.54
464.34

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian kWh meter analog (paskabayar) dan digital (prabayar) golongan tarif R-1 akan lebih mahal prabayar jika pemakaian 1-60 kWh, begitu pula akan lebih mahal paskabayar jika pemakaian di atas 60 kWh.



BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Banyak problem masyarakat yang mempermasalahkan keekonomisan antara kWh meter analog (paskabayar) dan kWh meter digital (prabayar), disini penulis dapat sedikit menjawab problem tersebut dengan analisa paper ini.
Sebetulnya sama antara kedua kWh meter tersebut, tinggal konsumen pintar-pintar mengetahui berapa banyak konsumen itu memakai listrik, jika konsumen memakai di bawah 60 kWh maka kWh meter prabayarlah yang akan lebih mahal, akan tetapi jika pemakaian di atas 60 kWh paska bayarlah yang akan lebih mahal.

B.     Saran
1.      Penulis berharap agar di masyarakat tidak ada lagi problem tentang perbedaan keekonomisan kWh meter analog dan kWh meter digital, masyarakat harus mendukung  program pln untuk mempersempit tindak kecurangan oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
2.      Kepada pembaca, penulis jugaberharap agar paper ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang kWh meter, sehingga dapat mempertimbangkan dampak-dampaknya.

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi taufik serta hidayahNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul Perbandingan Keekonomisan kWh Meter Analog dan Digital pada R1 Tahun 2013”.



DAFTAR PUSTAKA


1.      antara][esdm.go.id
2.      WWW.MECINDO.COM
3.      www.itron.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar